Penalaran
Penalaran itu sendiri
artinya proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan
empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan
pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis,
berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang
menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Ada 2 jenis metode
penalaran yaitu induktif dan deduktif.
Penalaran Induktif penalaran dimulai dari fakta-fakta khusus
untuk mendapatkan kesimpulan umum. Sedangkan penalaran deduktif penalaran
dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan konklusi yang lebih khusus.
§ Proposisi
Proposisi adalah kalimat yang berisi
pernyataan tentang hubungan fakta-fakta. Dapat bernilai benar (B) atau salah
(S).
§ Inferensi
Inferensi adalah pendapat atau
kesimpulan yang merupakan hasil penilaian, pertimbangan, dan keyakinan
seseorang tentang fakta
§ Implikasi
Implikasi adalah ucapan atau
pernyataan tentang fakta, tanpa mempertimbangkan pendapat-pendapat tentang
fakta tersebut
EVIDENSI
Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang
dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan
hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu
fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi
pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun
petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Dalam wujudnya paling rendah , evidensi berbentuk data & informasi (keterangan yang diperoleh dari sumber tertentu).
Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti,
meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Kita mungkin
mengartikannya sebagai “cara bagaimana kenyataan hadir” atau perwujudan
dari ada bagi akal”. Misal Mr.A mengatakan “Dengan pasti ada 301.614
ikan di bengawan solo”, apa komentar kita ? Tentu saja kita tidak hanya
mengangguk dan mengatakan “fakta yang menarik”. Kita akan mengernyitkan
dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian. Tentu saja
reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai “kepastian”, Tentu saja
kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur
atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu
sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena
evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada.
Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut.
Sebaliknya, kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk,
“Ada tiga jendela di dalam ruang ini,” persetujuan atau ketidak setujuan
saya segera jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan
saya dengan mudah didapatkan. Dalam wujud yang paling rendah, evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara menguji data, fakta dan menilai otoritas
- Cara menguji data
Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.1. Observasi
2. Kesaksian
3. Autoritas.
- Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
1. Konsistensi
2. Koherensi. - Cara menguji autoritas
Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
1. Tidak mengandung prasangka
2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
3. Kemashuran dan prestise
4. Koherensi dengan kemajuan.
sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
http://books.google.co.id/books?id=krw0HDEejFMC&pg=PA40&lpg=PA40&dq=pengertian+penalaran+proposisi+inferensi+dan+implikasi&source=bl&ots=lwr_gUz1nG&sig=4NenZjdPKqGU88cpJi6j6xwkd58&hl=id&sa=X&ei=gN8zVI_YDoqxuASWqILACA&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20penalaran%20proposisi%20inferensi%20dan%20implikasi&f=false
http://dc153.4shared.com/img/MoPCz4Re/preview.html
http://tellmethestory.blog.com/archives/39/