Setelah seharian menanti kabar dari Adelia, akhirnya
dia membalas pesan dariku. Pesannya berisi permintaan maaf yang entah apa yang
dimaksudnya. Lalu aku membalas lagi pesan tersebut. “ada apa del? Aku tidak
mengerti maksudmu”. Tetapi adelia tidak membalas kembali pesan dariku. Aku
semakin khawatir terhadapnya. Dan pada sore harinya sewaktu aku sedang bersantai
dengan keluargaku di ruang keluarga sambil menonton tv, saat itu tepat pada
pukul 17.00 WIB kami menonton acara berita. Acara berita tersebut
menayangangkan berita mengenai perusahaan tempat Adelia bekerja yaitu PT. Maju
Sejahtera. Dari berita tersebut diceritakan bahwa seorang auditor dari KAP
menemukan kejanggalan terhadap laporan yang buat auditor internal pada PT. Maju
Sejahtera. Pelanggaran terebut berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan audit
terhadap laporan keuangan PT. Maju Sejahtera pada tahun buku 31 Desember 2015
yang dijalankan oleh Adelia. Dan selain itu Adelia juga melakukan
pelanggaran terhadap pembatasan dalam
penugasan audit yaitu Adelia melaksanakan audit umum terhadap laporan keuangan
PT. Maju Sejahtera dan PT. Indah Merpati Jaya serta kepada Apartement Nuansa Bening mulai tahun buku
2012 hingga tahun 2015.
Berita tersebut menjabarkan beberapa
pelanggaran prinsip kode etik diantaranya yaitu, yang pertama prinsip tanggung
jawab karena dalam melaksanakan tugasnya dia (Adelia) tidak mempertimbangkan
moral dan profesionalismenya sebagai seorang akuntan sehingga dapat menimbulkan
berbagai kecurangan dan membuat ditemukannya dugaan korupsi. Yang kedua prinsip
integritas, awalnya dia (Adelia) tidak mengakui kecurangan yang dia lakukan
hingga pada akhirnya diperiksa dan dikronfontir keterangannya dengan para
saksi. Yang ketiga yaitu prinsip obyektifitas karena dia telah bersikap tidak
jujur, mudah dipengaruhi oleh pihak lain. Yang keempat prinsip perilaku
professional Karena dia tidak konsisten dalam menjalankan tugasnya sebagai
akuntan publik telah melanggar etika profesi. Yang kelima prinsip standar
teknis karena dia tidak mengikuti undang – undang yang berlaku sehingga tidak
menunjukkan sikap profesionalnya sesuai standar teknis dan standar professional
yang relevan. Itulah yang telah dikabarkan acara berita dari salah satu stasiun
televisi.
Hal tersebut membuat hatiku menjadi
sedih mendengarnya. Aku pun langsung menghubungi teman teman yang lainnya
seperti Dinar, Marsya, dan Assyifa. Mereka pun merasa terkejut dan sedih
mendengarnya. Dan kami memutuskun untuk bertemu keesokkan harinya. Kami berniat
untuk mengunjungi Adelia. Pada keesokan harinya, kami berkumpul di tempat biasa
yang sering kami kunjungi. Disana akulah yang datang paling pertama kemudian
dilanjutkan oleh Marsya.
“hei vin, assalamualaikum apa kabar?” sapanya
kepadaku
“hei sya, Alhamdulillah baik. Kamu bagaimana?” jawabku
“ vin, aku kaget banget lho denger berita di tv
tentang Adelia.. aku sedih dengernya” ucapnya sambil menghela nafasnya
“ sama sya, langsung shock dengernya. Selama ini
Adelia juga ga pernah cerita apa-apa walaupun kita ibaratnya satu pekerjaan”
jawabku dengan perasaan sedih
“ oh iya vin, yang lain pada kemana?”
“ belum pada datang sya, masih pada dijalan. Coba
aja kamu cek grup di whatsapp”
“oh iya nih, Dinar bentar lagi katanya mau sampai”
Tak lama kemudian Dinar pun datang dengan wajah
sedihnya.
“vin, syaaa…………………. Adeliaaaaaaaa kenapaaaaaa?”
teriaknya dengan kencang
“iya nar, kita juga semua kaget dengernya” jawabku
“yuk, sekarang aja yuk kita ke rumahnya Adelia. Aku
ga sabar pengen tahu apa yang terjadi sama dia……. Pasti dia sekarang lagi
merasa kebingungan sekali. Aku kasihan padanya” ujarnya tanpa henti
“sabar nar, syifa aja belum datang” jawab marsya
“iya tapi………”
“udah mendingan kita pesan minum dulu biar rileks.
Lagian syifa belum datang juga” kata marsya
“iya bener juga yaaa” jawab dinar
Beberapa menit minuman datang, syifa pun akhirnya
tiba juga.
“ Hai, teman – teman. Maaf yaaaa…….. aku telat ya?” terengah
– engah
“ as always ya kamu…………” sambung dinar
“iya maaf ya….. tadi ada masalah sedikit dirumah”
“iyaa, gapapa kok” jawabku
“terus gimana jadinya” Tanya assyifa
“yaudah, mending sekarang aja yuk kita langsung ke
rumahnya” ujar dinar
Akhirnya kami pun langsung menuju rumah Adelia
menggunakan taksi.
Sesampai dirumahnya, kami tidak bisa
bertemu dengan siapa – siapa. Ruhamnya terlihat sepi, seperti tidak ada tanda
kehidupan didalamnya. Kami pun berinisiatif untuk bertanya kepada tetangga
dekat rumah Adelia. Dan jawaban mereka juga tidak jelas, kami tidak dapat
informasi apapun dari mereka. Kami sangat kebingungan. Entah harus bertanya
kepada siapa lagi untuk mencari keberadaan Adelia.
“
duh….. kemana ya Adelia? “ Dinar dengan paniknya.
“tenang
nar, kita harus calm down kalau kalau berada di situasi seperti ini. Jangan
panic. Nanti kalau kamu panik semuanya juga ikut panik” jawab marsya dengan tenang
“
tapi kita sudah cari dia sampai tanya tetangga sana sini, belum juga dapat
informasi apa – apa” keluhnya
Sebenarnya
aku juga merasakan kekecewaan yang dirasakan oleh dinar. Dan berfikir
sebenarnya apa salah kita. Kita hanya ingin mensupport dia dan menenangkan
Adelia agar perasaannya tidak buruk. Setidaknya kami ingin selalu ada untuknya
karena kami adalah sahabat yang tidak hanya ada jika dia bahagia tetapi mau
merangkul dan mensupportnya jika dia berada dalam kesusahan ataupun ada
masalah. Tapi kenapa untuk mencarinya saja susah sekali. Tapi mungkin Adelia
seperti itu karena dia mempunyai alasan. Mungkin saja dia sedang sibuk mengurus
masalahnya atau mungkin dia butuh ketenangan. Dan karena sudah malam kami pun
segera pulang ke rumah masing- masing karena ke esokkan harinya kami harus
menjalankan rutinitas kami untuk bekerja seperti biasa.
“yaudah,
aku pulang duluan ya, takut kalau kemaleman”
ucap marsya dengan wajah lelahnya
“iya,
sama aku juga ya… kayaknya kita buang – buang waktu saja menunggu di depan
rumahnya” sambung assyifa
“yasudahlah,
kamu mau pulang bareng aku gak vin?” tanya dinar
“mau
nar, aku gak ada barengan nih” jawabku
“yaudah
sampai ketemu lagi ya, nanti kabar – kabaran lagi deh buat jenguk Adelia” ujar
marsya
“oke,
biar nanti aku yang coba menghubungi Adelia ya….” sambung Dinar
“yaudah
yuk nar, sampai ketemu nanti ya teman – teman” ucapku sambil melambaikan tangan
“iyaa
vin, sampai ketemu lagi yaaa..... bye - bye………” ujar Marsya sambil berjalan
dengan bedan beda arah.
“hati
hati ya kalian…” ucap assyifa
Kami
pun akhirnya pulang kembali kerumah masing – masing. Namun kami masih ramai di
grup whatsapp kami untuk merencanakan kembali menjenguk Adelia.
Tiba
– tiba Dinar memberi kabar, bahwa dia sudah mendapatkan kabar dari Adelia.
“eh
teman – teman, aku sudah dapat kabar nih dari Adelia” ujarnya di grup
“yang
bener nar? Jawab kami semua dengan serius
“iyaa,
serius. Dia membalas pesanku tadi saat aku sedang mandi”
“apa
nar katanya?” ucapku di grup whatsapp
“iya,
dia menyampaikan salam untuk kalian semua, dan permintamaafannya” kata dinar
“dia
lagi ada di bogor, untuk menenangkan dirinya sebelum hukum menjeratnya” kata
dinar lagi.
“yaudah
besok epulang kerja kita langung ke bogor aja yuk, aku bawa mobil kok”
sambungku
Dan
semuanya setuju dengan rencanaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar