Keesokkan harinya setelah sepulang dari kerja kami
janjian kembali di tempat biasa kami biasa melepas rindu. Jam 17.00 WIB kami
sudah berkumpul ditempat tersebut. Dan kami pun tanpa basa basi langsung menuju
Bogor tempat Adelia. Sebelumnya Dinar sudah memberi tahu Adelia bahwa kita akan
mengunjunginya. Jadi sepertinya tidak ada miss communication lagi. Saat diperjalanan kami saling share pekerjaan
kami. Jika di piker-pikir ternyata situasi seperti ini yang bisa membuat kami
berkumpul kembali.
Dua jam perjalan kami ke Bogor
melewati macetnya Jakarta akhirnya kami tiba di tempat Adelia. Namun, tak
disangka disana sudah banyak orang yang kelihatannya seperti dari kejaksaan karena
mereka membawa berkas – berkas yang ada di tempat itu. Dan juga banyak sekali
wartawan yang ingin sekali meliput kejadian tersebut. Tanpa pikir panjang kami
langsung masuk ke rumah tersebut dan mencari dimana Adelia. Untuk masuk ke
rumah Adelia tinggal saat itu pun penuh perjuangan. Kami berempat dikelilingi
oleh para wartawan untuk diwawancarai. Namun kami semua akhirnya dapat masuk ke
rumah tanpa harus terjebak oleh wawancara dari berbagai wartawan.
Dan akhirnya kami menemukan Adelia
yang berdiri lemas, melihat orang – orang yang dari kejaksaan mengambil berkas –
berkas di rumah itu. Dan kami melihat Adelia dibawa oleh para petugas dari
kejaksaan untuk diselidiki lebih lanjut. Kami hanya bertemu dengan Adelia
sebentar untuk dapat menguatkannya dan mensupportnya. Kami pun berjanji akan
datang selalu dalam persidangan Adelia nanti.
Tak henti – hentinya ibu Adelia
menangis ketika anaknya di bawa petugas dari kejaksaan.
“anakku…..
pak…… jangan bawa anakku….. aku yakin dia tidak bersalah” tangisnya dengan pilu
“maaf
bu, tapi kami harus membawa anak ibu, ini perintah” jawan tegas sang petugas
“iya
bu, lebih baik kita pasrahkan saja sama Allah. Mungkin jalannya memang harus
seperti ini. Semoga semua baik – baik saja” Dinar menguatkan ibunya
“Sabar
ya bu… tolong jangan menangis di depan Adelia bu, kasihan nanti Adelia ikut
sedih kalau ibu mengangis. Kita di sini harus bisa menguatkan dia bu” sambung
assyifa
“tenang
saja bu, kita serahkan saja kepada yang berwenang. Sebisa mungkin kita juga
akan bantu Adelia kok bu” jawabku
“ayahku
punya seorang teman pengacara, dia sangat handal. Nanti aku coba bantu bicara
ya bu” ucap Marsya
“Terima
kasih banyak ya semua, kalian memang sahabat – sahabat yang baik untuk Adelia. Tolong
maaafkan Adelia ya jika dia punya salah sama kalian”
“sama
– sama bu, kami akan selalu ada buat Adelia kok bu…” Jawabku sambil memeluk
ibunya
Dan tibalah saatnya persidangan pertama Adelia
dimulai, sesuai janji kami berlima aku, Dinar, Marsya dan Assyifa datang untuk
menemani persidangan Adelia. Tak ketinggalan, ibu Adelia pun datang untuk
menemani anak yang disayangnya tersebut. Dan sampai sidang terakhir pun kami
semua setia untuk menemani Adelia. Sedih rasanya saat hakim mengetuk palu dan
Adelia dijatuhi hukuman lima tahun penjara. Memang dari bukti – bukti yang ada
menguatkan bahwa Adelia bersalah. Semoga dari masalah ini kita semua bisa
mengambil hikmahnya. Termasuk aku sendiri. Saat itu kami juga sering
mengunjungi Adelia di rutan dan membawakan makanan kesukaannya. Tampak beda
sekali saat dia berada dalam rutan. Dia menjadi lebih kurus dan tidak mempunyai
semangat. Tapi kami selalu menguatkan dan mensupportnya agar dia nanti bisa
bangkit kembali dan tersenyum.
Tiga tahun berlalu kami sudah
mempunya pasangan hidup masing – masing. Namun dari kami berlima hanya Marsya
dan Adelia yang belum mendapatkan pasangan hidup mereka. Adelia sangatlah wajar
jika dia belum mendapatkan pasangannya. Namun, marsya sepertinya dia mempunyai
kekhawatiran sendiri dalam urusan pasangan hidupnya.
Ketika sepulang dari kerja, aku
melihat sebuah surat di atas meja tamu ku. Lalu saat aku dekati ternyata itu
adalah sebuah surat undangan. Langsung saja ku buka surat tersebut. Ternyata surat
tersebut adalah dari Marsya. Dengan rasa bahagia dan terharu aku membacanya
akhirnya Marsya menemukan pasangan hidupnya juga. Seketika grup whatsapp
kembali ramai dengan topic “marsya akhirnya menikah” Marsya pun dalam grup
tersebut masih malu – malu. Kami merasa sangat surprise dan gembira. Tidak sabar
menunggu datangnya hari dimana marsya nanti akan memakai gaun pengantin. Pasti dia
cantik banget…… di grup whatsapp
tersebut kami terus menggoda marsya. Tapi kami juga masih merasa sedih karena
Adelia yang masih ada di rutan dan tidak bisa menyaksikan dan hadir di hari
bahagia kami. Meski begitu aku tetap menjadi auditor karena itu adalah cita
citaku. Dan aku belajar dari kasus yang dihadapi Adelia. Aku akan menjadi
auditor sesuai dengan tanggung jawab dan integritas yang aku punya. Aku berjanji
pada diriku sendiri agar tidak membuat keacurangan apapun karena itu dampaknya
akan sangat merugikan diri sendiri maupun di sekitar kita. Dan untungnya aku
mempunyai suami yang mendukungku dan selalu menegurku ketika aku khilaf
melakukan kesalahan.
Dan beberapa bulan Adelia akan
keluar dari rutan. Perusahaan tempat Adelia bekerja sudah ditutup. Perusahaan tersebut
memiliki masalah. Rumor yang beredar perusahaan tersebut memiliki kasus yang
sama dengan kasus enron yang terjadi pada tahun 2001 silam. kebangkrutan perusahaan
tersebut disebabkan terganggunya proses bisnis akibat credit rating perusahaan menurun. Hal ini dikarenakan sebagai
perusahaan trading, membutuhkan
rating nilai investasi untuk melakukan perdagangan dengan perusahaan lain.
Tidak ada nilai yang baik, maka tidak akan ada perdagangan. Terjadinya
penurunan nilai rating investasi perusahaan disebabkan hutangnya yang terlalu
besar, yang sebelumnya tidak tercatat dalam neraca (off balance sheet) kemudian diklasifikasikan ulang sehingga
tercatat dalam neraca (on balance sheet).
Hutangnya tidak hanya sebesar $13 juta tetapi bertambah hingga sebesar $38
juta. Klasifikasi ulang dilakukan karena terdapat banyak special purpose entity (SPEs) dan kerjasama yang tidak tercatat
dalam neraca yang memiliki banyak hutang. Sehingga terjadi ketidakcocokan saat
dilakukan konsolidasi ulang yang kemudian menyebabkan nilai ekuitas perusahaan
jatuh. Pada kasus tersebut lembaga – lembaga ekternal pun ikut bertanggung
jawab.
Beberapa
bulan berlalu, akhirnya Adelia keluar dari tempat yang menakutkan tersebut. Aku
melihat senyum Adelia dan tangis bahagia karena dia sudah bebas. Rasanya lega
sekali. Walaupun kami sudah mempunya keluarga kecil masing – masing kami tetap
mempunyai waktu untuk berkumpul dan sharing. Tiba – tiba saat kami tengah asyik
mengobrol
”temen – temen, tau gak aku bawa apa untuk kalian?” bisik
Adelia penuh teka – teki
”apa del ? apaaaa?” tanyaku penasaran
”tadaaa!!” dikeluarkannya undangan pernikahan
”adelllll.................... kamu mau nikah? Kok gak
cerita sih?” ujar Marsya sambil cemberut
”iyaa dong kan biar surprise.....” jawab Adelia bahagia
”Adelllllll kita seneng banget dengernya, selamat
yaaaaaa” ujar Dinar terharu
Akhirnya kami pun
hidup bahagia bersama keluarga kecil kami.
-SEKIAN-
note: Cerita ini hanya fiktif belaka, demi memenuhi tugas perkuliahan.
note: Cerita ini hanya fiktif belaka, demi memenuhi tugas perkuliahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar