Menjadi auditor, bagiku adalah suatu puncak
kesuksesan dalam hidupku. Namaku Revina Aulia Putri, aku lahir dari keluarga
sederhana di Yogyakarta. Ayahku seorang dosen di salah satu universitas di
Yogyakarta yang cukup terkenal. Ibuku hanyalah ibu rumah tangga, tapi aku
sangat bangga menjadi anak yang dilahirkannya. Sebab Ibuku pandai dalam
mendidik anak-anaknya. Salah satunya dalam mendidikku menjadi anak yang cukup
jenius dikalangan teman-temanku. Karenanya aku mendapat pekerjaan yang aku
idamkan, yaitu auditor.
Awalnya, saat masih duduk di bangku sekolah, aku
belum mengenal apa itu audit apalagi pekerjaan auditor. Tapi pada saat itu, aku
senang mengemukakan pendapat, mengkritik sesuatu hal yang salah dan memberikan
pendapat atau solusi terhadap suatu masalah yang terjadi di sekolah. Lalu,
setelah lulus sekolah, aku mengejar ilmuku di perguruan tinggi negeri yang ada
di Jakarta. Saat itulah aku hijrah dari Yogyakarta ke Jakarta. Aku sengaja memilih
perguruan tinggi di Jakarta agar aku bisa mandiri, aku tidak ingin tergantung
pada orang tua. Malu rasanya, saat sudah beranjak dewasa tapi masih saja
menyusahkan orang tuaku. Entah mengapa aku tertarik pada dunia accounting. Dan syukur
Alhamdulillah aku diterima di perguruan tinggi tersebut. Bahagia hati ini,
karena perjuanganku selama ini tidak sia-sia.
Di Jakarta, ternyata tak seseram yang aku bayangkan,
ternyata aku mendapat teman-teman yang baik. Mereka sangat peduli terhadapku. Bisa
di bilang mereka adalah sahabat-sahabat terbaikku. Mereka adalah Dinar, Marsya,
Adelia, dan Assyifa. Kami berteman sejak awal masuk kuliah. Saat pulang kuliah
kami selalu belajar bersama, sesekali kami main untuk melepaskan penat dan
beban karena tugas-tugas yang sangat banyak. Dan di perguruan tinggi inilah aku
mulai mengenal yang namanya audit. Mata kuliah pemeriksaan akuntansi adalah
ssalah satu mata kuliah favoritku. Akupun selalu mendapatkan nilai A dalam mata
kuliah tersebut. Saat itu aku mulai mencita-citakan pekerjaan auditor sebagai
pekerjaanku kelak.
Waktu pun terasa begitu cepat, rasanya aku baru
menjaddi mahasiswa baru yang tak mengeri apa-apa dan sekarang aku sudah lulus. Belum
berhenti sampai disini saja perjuanganku. Aku masih harus berjuang lagi dalam
mencari suatu pekerjaan.
Ternyata dunia setelah kuliahpun tidak kalah sulitnya
dengan dunia pendidikan sebelumnya. Namun, betapa beruntungnya diriku ketika
aku menaruh lamaran pekerjaanku kepada salah satu perusahaan dengan harapan aku
dapat diterima dan berkat usaha dan doa orang tuaku aku diterima di perusahaan
tersebut. Walau aku hanya sebagai pegawai biasa, mungkin karena aku maih fresh
graduated tetapi aku sangat beruntung. Mungkin masih banyak orang diluar sana
yang tidak seberuntung aku. Dua tahun aku bekerja di perusahaan tersebut, tapi
belum menemukan kepuasaan. Hingga akhirnya, aku berusaha, berusaha, dan terus
berusaha. Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan yang sudah lama aku impikan. Aku bekerja
di salah satu perusahaan swasta sebagai auditor. Dan satu hal yang tak pernah
terbayangkan, aku kembali lagi bertemu dengan sahabatku Adelia. Tidak ada yang
mengira bahwa pekerjaan kami sama. Dia bekerja sebagai auditor di perusahaan
yang cukup terkenal.
Kami adalah auditor
Intern merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya
ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja. Karena pekerjaan kami yang sama, kami sering berbagi
ataupun bertukar pikiran.
Adapun tanggung jawab kami
sebagai seorang auditor yaitu Perencanaan,
Pengendalian dan Pencatatan. Auditor perlu merencanakan,
mengendalikan dan mencatat pekerjannya. Sistem Akuntansi. Auditor harus mengetahui dengan pasti
sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan menilai kecukupannya
sebagai dasar penyusunan laporan keuangan. Bukti Audit. Auditor akan memperoleh bukti audit yang relevan
dan reliable untuk memberikan kesimpulan rasional. Pengendalian Intern. Bila auditor berharap untuk menempatkan
kepercayaan pada pengendalian internal, hendaknya memastikan dan
mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance test. Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang
Relevan. Auditor melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang
relevan seperlunya, dalam hubungannya dengan kesimpulan yang diambil
berdasarkan bukti audit lain yang didapat, dan untuk memberi dasar rasional
atas pendapat mengenai laporan keuangan.
Selain itu juga terdapat opini auditor yaitu oleh
Munawir (1995) terhadap hasil audit memberikan beberapa pendapat
sepotong-sepotong auditor, antara lain:Pendapat Wajar Tanpa Bersyarat. Pendapat
ini hanya dapat diberikan bila auditor berpendapat bahwa berdasarkan audit yang
sesuai dengan standar auditing, penyajian laporan keuangan adalah sesuai dengan
Prinsip Akuntansi Berterima Umum
(PABU), tidak terjadi perubahan dalam penerapan prinsip akuntansi (konsisten)
dan mengandung penjelasan atau pengungkapan yang memadai sehingga tidak
menyesatkan pemakainya, serta tidak terdapat ketidakpastian yang luar biasa
(material).Pendapat Wajar Dengan Pengecualian. Pendapat ini diberikan apabila
auditor menaruh keberatan atau pengecualian bersangkutan dengan kewajaran
penyajian laporan keuangan, atau dalam keadaan bahwa laporan keuangan tersebut
secara keseluruhan adalah wajar tanpa kecuali untuk hal-hal tertentu akibat
faktor tertentu yuang menyebabkan kualifikasi pendapat (satu atau lebih
rekening yang tidak wajar).Pendapat Tidak Setuju. Adalah suatu pendapat bahwa
laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar keadaan keuangan dan hasil
operasi seperti yang disyaratkan dalam Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).
Hal ini diberikan auditor karena pengecualian atau kualifikasi terhadap kewajaran
penyajian bersifat materialnya (terdapat banyak rekening yang tidak wajar).Penolakan
Memberikan Pendapat. Penolakan memberikan pendapat berarti bahwa laporan audit
tidak memuat pendapat auditr. Hal ini bisa diterbitkan apabila: auditor tidak
meyakini diri atau ragu akan kewajaran laporan keuangan, auditor hanya
mengkompilasi pelaporan keuangan dan bukannya melakukan audit laporan keuangan,
auditor berkedudukan tidak independent terhadap pihak yang diauditnya dan
adanya kepastian luar biasa yang sangat memengaruhi kewajaran laporan keuangan.Pendapat
Sepotong-sepotong. Auditor tidak dapat memberikan pendapat sepotong-sepotong.
Hasil auditnya hanya akan memberikan kesimpulan bahwa laporan keuangan yang
diaudit secara keseluruhan.
Selain auditor Intern seperti pekerjaan kami adapula Jenis-jenis Auditor
lainnya yaitu Auditor Pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas keuangan
pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia, auditor pemerintah dapat
dibagi menjadi dua yaitu: Auditor
Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK)
sebagai perwujudan dari Pasal 23E ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945 yang
berbunyi Untuk memeriksa pengelolaan
dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu badan Pemeriksa
Keuangan yang bebas dan mandiri.. ayat (2) Hasil pemeriksa keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,sesuai
dengan kewenangannya. Badan Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang
tidak tunduk kepada pemerintah, sehingga diharapkan dapat bersikap independen. Auditor Internal Pemerintah atau yang
lebih dikenal sebagai Aparat Pengawasan Fungsional Pemerintah (APFP)
yang dilaksanakan oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektorat Jenderal
Departemen/LPND, dan Badan Pengawasan Daerah. Auditor Independen atau Akuntan Publik adalah melakukan fungsi
pengauditan atas laporan keuangan
yang diterbitkan oleh perusahaan. Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan
terbuka, yaitu perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga
perusahaan kecil serta organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan Publik
(KAP). Auditor Pajak. Direktorat Jenderal
Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen Keuangan Republik
Indonesia, bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan
penegakan hukum dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan.
Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggungjawab Karikpa
adalah melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah
telah memenuhi ketentuan perundangan perpajakan
Suatu hari kami sempatkan makan siang bersama.
“Deeeell…….. kenapa sih kamu kok bisa jadi auditor ?”
tanyaku
“aku juga tidak tahu kenapa, mungkin ini takdir
haha.” Jaawabnya
“mungkin… karena setauku, bukannya kamu pengen
banget jadi pengusaha ya?”
“iyaa….. memang, tapi sepertinya aku tidak berbakat
dalam berbisnis” jawabnya sambil memegang kepalanya.
“lalu, kamu sendiri kenapa bisa jadi auditor?”Tanyanya
kembali
“perasaan dulu aku sudah cerita deh…… aku kan
semenjak kuliah sudah bercita-cita jadi auditor, dulu tuh kayaknya seru gitu……..
hehehehe” jawabku tersenyum
“terus sekarang kan sudah tercapai, bagaimana
rasanya vin?”
“cukup memutar otak sih, tapi seru….” jawabku dengan
gembira
“senangnya yaa bisa mewujudkan impian kita, tapi
sayangnya aku tidak bisa mewujudkan impianku untuk menjadi pengusaha” ujarnya
“semua orang punya jalannya masing-masing del, kamu
jangan pesimis gitu. Siapa tau memang pekerjaan ini yang terbaik buat kamu atau
mungkin suatu saat nanti kamu juga bisa mewujudkan impian kamu menjadi
pengusaha” ucapku dengan bijak
“benar juga kamu vin, terima kasih ya vin kamu
selalu mendukung aku. oh iya….. yang lain bagaimana kabarnya yaa? Aku rindu
rasanya masa-masa kuliah dulu” pikirnya tiba-tiba
“iyaaa…. Kita kumpul bareng lagi yukkk!” dengan
semangat aku menjawabnya
“iya boleh tuh, nanti aku broadcast ke yang lain
dulu yaaa….”
“sip dehhhh” jawabku
Karena jam istirahat sudah mau habis, dan kami harus
kembali ke kantor kami masing-masing akhirnya kami menyudahi percakapan kami
dan kembali ke kantor.
Kami
berdua bekerja di perusahaan yang berbeda. Aku bekerja pada perusahaan
manufaktur yang ada di daerah Jakarta perusaan tersebut adalah PT. Great Mark
sedangkan Adelia sendiri bekerja pada perusahaan yang bergerak dalam bidang
otomotif yaitu PT. Maju Sejahtera.
Namun belakangan ini, ku dengar bahwa perusahaan
yang menjadi tempat Adelia bekerja sedang mendapat masalah. Entah apa
masalahnya, Tapi yang kudengar terdapat masalah pada manajemen perusahaan
tersebut. Tentu, jika itu masalahnya, Adelia pasti ada didalamnya. aku tak
berani untuk bertanya kepada Adelia sebelum ia menceritakan sendiri apa
masalahnya. Sungguh, aku mengkhawatirkan temanku itu, semoga saja tidak terjadi
apa-apa pada perusahaan Adelia tempatnya bekerja. Aku berharap Adelia bisa
menceritakan apapun masalahnya kepadaku, karena aku adalah teman dekatnya dan agar
aku bisa membantunya menemukan solusi yang tepat terhadap masalahnya. Seharusnya
tidak ada kecanggungan dari kami karena kami sudah berteman lama sejak awal
kami kuliah di perguruan tinggi dulu. Tidak hanya Adelia, aku harap Dinar, Marsya, asyifa
pun begitu. Bisa terbuka terhadap masalah kita agar kita bisa mencari jalan
keluar bersama.
sumber:
https://id.wikipedia.org/wiki/Auditor#Jenis_Auditor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar