Selasa, 07 Oktober 2014

Penalaran, Evidensi dan Cara Menguji Data, Fakta dan Menilai autoritas

Penalaran 

Penalaran itu sendiri artinya proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui.
Ada 2 jenis metode penalaran yaitu induktif dan deduktif.
Penalaran Induktif  penalaran dimulai dari fakta-fakta khusus untuk mendapatkan kesimpulan umum. Sedangkan penalaran deduktif penalaran dimulai dari prinsip umum untuk mendapatkan konklusi yang lebih khusus.

§  Proposisi
Proposisi adalah kalimat yang berisi pernyataan tentang hubungan fakta-fakta. Dapat bernilai benar (B) atau salah (S).

§  Inferensi
Inferensi adalah pendapat atau kesimpulan yang merupakan hasil penilaian, pertimbangan, dan keyakinan seseorang tentang fakta

§  Implikasi
Implikasi adalah ucapan atau pernyataan tentang fakta, tanpa mempertimbangkan pendapat-pendapat tentang fakta tersebut


EVIDENSI

Evidensi adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Dalam wujudnya paling rendah , evidensi berbentuk data & informasi (keterangan yang diperoleh dari sumber tertentu).  
   Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan. Kita mungkin mengartikannya sebagai “cara bagaimana kenyataan hadir” atau perwujudan dari ada bagi akal”. Misal Mr.A mengatakan “Dengan pasti ada 301.614 ikan di bengawan solo”, apa komentar kita ? Tentu saja kita tidak hanya mengangguk dan mengatakan “fakta yang menarik”. Kita akan mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian. Tentu saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai “kepastian”, Tentu saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut. Sebaliknya, kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, “Ada tiga jendela di dalam ruang ini,” persetujuan atau ketidak setujuan saya segera jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah didapatkan. Dalam wujud yang paling rendah, evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara menguji data, fakta dan menilai otoritas
  • Cara menguji data
    Data dan informasi yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap digunakan sebagai evidensi. Dibawah ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk pengujian tersebut.
    1. Observasi
    2. Kesaksian
    3. Autoritas.

  • Cara menguji fakta
    Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilaian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakitan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
    1. Konsistensi
    2. Koherensi.
  • Cara menguji autoritas 
    Seorang penulis yang objektif selalu menghidari semua desas-desus atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja atau pendapat yang sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data eksperimental.
    1. Tidak mengandung prasangka
    2. Pengalaman dan pendidikan autoritas
    3. Kemashuran dan prestise
    4. Koherensi dengan kemajuan.


    sumber : 
    http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
    http://books.google.co.id/books?id=krw0HDEejFMC&pg=PA40&lpg=PA40&dq=pengertian+penalaran+proposisi+inferensi+dan+implikasi&source=bl&ots=lwr_gUz1nG&sig=4NenZjdPKqGU88cpJi6j6xwkd58&hl=id&sa=X&ei=gN8zVI_YDoqxuASWqILACA&redir_esc=y#v=onepage&q=pengertian%20penalaran%20proposisi%20inferensi%20dan%20implikasi&f=false
    http://dc153.4shared.com/img/MoPCz4Re/preview.html
    http://tellmethestory.blog.com/archives/39/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar